Mengenal Model Jaringan Peer-to-Peer dan Client-Server: Mana yang Cocok untuk Anda?
Melalui jaringan, setiap komputer dapat melayani kebutuhan komputer lainnya dalam jaringan, seperti bertukar data, mencetak gambar, dan berbagi resource. Tidak selamanya sebuah komputer menjadi pusat layanan dalam jaringan, tetapi juga membutuhkan bantuan dari komputer lainnya. Oleh karena itu, berdasarkan model layanannya, jaringan dibedakan menjadi dua macam, yaitu model Peer-to-Peer dan model Client-Server.
1. Model Peer-to-Peer
Istilah peer-to-peer digunakan untuk koneksi dalam jaringan ketika semua host atau perangkat dalam jaringan tidak memiliki peran khusus sebagai server. Semua perangkat dapat berperan menjadi server sekaligus klien. Mereka dapat saling berbagi satu sama lainnya seperti mengirim, menerima, dan memproses data. Pada Windows, teknik ini sering disebut sebagai WorkGroup, dengan beberapa komputer dikelompokkan dalam sebuah grup berdasarkan kebutuhan tertentu, seperti divisi keuangan, divisi HRD, dan divisi QC dalam sebuah perusahaan.
Kelebihan Model Peer-to-Peer
- Kemudahan Akses: Memungkinkan akses mudah terhadap komputer lainnya dalam jaringan.
- Tanpa Server Pusat: Tidak adanya server sebagai pusat pengendali memudahkan komunikasi tanpa batasan firewall.
- Berbagi Resource: Memudahkan berbagi data dan resource perangkat seperti harddisk, drive, fax/modem, dan printer.
- Biaya Murah: Biaya awal untuk membangun infrastruktur jaringan lebih murah dibandingkan model client-server.
- Tanpa Komputer Khusus: Tidak memerlukan komputer khusus sebagai server dengan spesifikasi hardware tinggi dan biaya mahal.
- Sistem Pelayanan Terdistribusi: Sistem pelayanan jaringan tidak bertumpu pada satu komputer.
- Cocok untuk Skala Kecil: Ideal untuk diterapkan dalam organisasi skala kecil.
Kelemahan Model Peer-to-Peer
- Sulit Mengidentifikasi Masalah: Masalah di setiap host cukup besar sehingga identifikasi dan perbaikan menjadi sulit.
- Kecepatan Lebih Lambat: Tipe ini lebih lambat dibandingkan model client-server karena lalu lintas data yang kurang teratur dan penggunaan memori komputer yang lebih banyak.
- Keamanan Terbatas: Keamanan tiap terminal menjadi tanggung jawab masing-masing, sehingga tingkat keamanan bergantung pada OS dan aplikasi keamanan tiap komputer.
- Risiko Keamanan Data: Risiko data rusak lebih besar sehingga backup data harus sering dilakukan oleh setiap komputer.
2. Model Client-Server
Prinsip utama dari model client-server adalah adanya perangkat jaringan yang menjadi pusat layanan (server) dan perangkat yang mengakses layanan yang disediakan oleh server (client). Biasanya, jumlah client lebih banyak dibandingkan jumlah komputer server.
Kelebihan Model Client-Server
- Sentralisasi: Semua data dan resource dikelola secara terpusat oleh server.
- Keamanan Lebih Baik: Keamanan lebih baik karena semua data dan resource dikelola oleh server.
- Manajemen Mudah: Manajemen jaringan lebih mudah karena semua pengaturan dilakukan di server.
- Skalabilitas: Lebih mudah untuk mengembangkan jaringan karena hanya perlu menambah client.
Kelemahan Model Client-Server
- Biaya Lebih Tinggi: Memerlukan biaya lebih tinggi untuk membangun dan memelihara server dengan spesifikasi tinggi.
- Ketergantungan pada Server: Jika server mengalami masalah, seluruh jaringan dapat terpengaruh.
Kesimpulan
Memahami perbedaan antara model Peer-to-Peer dan Client-Server dapat membantu Anda menentukan model jaringan yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Model Peer-to-Peer cocok untuk organisasi skala kecil dengan biaya terbatas, sementara model Client-Server lebih cocok untuk organisasi yang lebih besar dengan kebutuhan manajemen dan keamanan yang lebih kompleks.
Posting Komentar untuk "Mengenal Model Jaringan Peer-to-Peer dan Client-Server: Mana yang Cocok untuk Anda?"
Posting Komentar